Yahudi Bangsat

Yahudi Bangsat
no think

Minggu, 13 November 2011

Olok-Olok dan Provokasi, Watak Munafik dan Yahudi









http://www.islamedia.web.id/2011/05/...k-munafik.html

Islamedia - Kaum Munafik dan Yahudi dipertemukan pada karakter-karakter yang mirip. Salah satunya adalah sifat doyan memprovokasi dan mengolok-olok. Siroh nabawiyah mencatat kejadian-kejadian di mana orang Yahudi dan Munafik - yang mana Rasulullah bersinggungan dengan kedua kelompok ini di Madinah - melancarkan aksi ejek dan provokasinya.

Aksi ejek yang dicatat oleh Qur'an adalah saat kaum Yahudi mengatakan "Ru'unah" (bodoh sekali) sebagai plesetan dari ucapan "Raa'ina" (perhatikanlah kami) yang biasa para sahabat ucapkan kepada Rasulullah. (Lihat QS 2:104 dan 4:46). Aksi ejek ini Allah counter dengan perintah mengganti panggilan Raa'ina dengan Unzhurna.

Yahudi juga mengejek umat Islam dengan "Assamu'alaikum" yang berarti "Semoga kematian menimpa kalian", memplesetkan ucapan salam milik Islam: "Assalamu'alaikum." Oleh karena itu umat Islam diperintahkan menjawab salam mereka dengan mengucapkan "wa'alaikum" yang artinya "Dan juga menimpa kalian," dan ucapan kita terhadap mereka dikabulkan oleh Allah sedangkan ucapan buruk mereka terhadap kita tidak dikabulkan.

Ejekan kaum munafiq tak kalah menyebalkan. Bahkan terhadap sahabat yang bersedekah, tak luput dari ejekan mereka. Yang bersedekah terang-terangan mereka tuduh riya'. Yang bersedekah sedikit - padahal seorang sahabat yang miskin sampai bekerja lembur agar bisa bersedekah walau sedikit - mereka ejek pelit.

Dari Abu Mas'ud `Uqbah bin `Amr Al Anshary Al Badry ra. berkata: "Ketika diturunkan ayat tentang sedekah kami memanggul apa yang akan kami sedekahkan di atas punggung kami; ada seseorang yang datang dengan membawa harta sebanyak-banyaknya untuk disedekahkan, kemudian orang-orang munafik mengatakan bahwa orang itu riya' (ingin dipuji). Dan ada pula orang lain yang sedekah hanya satu gantang, kemudian orang-orang munafik mengatakan: "Sesungguhnya Allah itu tidak membutuhkan kalau hanya satu gantang". Kemudian turunlah ayat yang artinya: "Orang-orang munafik yaitu orang-orang yang mengejek orang-orang mukmin yang suka rela di dalam bersedekah dan orang-orang yang tidak dapat bersedekah kecuali dengan sekuat tenaga (At-Taubah : 79)". (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Tak jarang aksi ejek dan provokasi ini berujung pada pukulan yang teramat dahsyat pada kaum munafik dan Yahudi. Ada provokasi yang harus dibayar dengan pengusiran. Ada ejekan yang untuk menebus maaf Rasulullah, orang munafik sampai bergelantungan di pelana unta Rasulullah dan kakinya terhantam oleh kerikil-kerikil jalanan. Begitulah bayaran untuk para pencela.

Kisahnya seperti berikut: Ketika Perang Tabuk, seorang laki-laki berkata dalam suatu majlis: “Kami tidak pernah melihat seperti para qurro’ (para pembaca Al-Qur'an) kita, yang paling dusta lisannya, paling buncit perutnya (paling banyak makan), paling penakut ketika bertemu musuh”. Yang mereka maksudkan adalah Rasulullah shollallohu 'alaihi was salam dan para sahabatnya.

Bersama mereka ada seorang pemuda dari kalangan sahabat. Dia marah dengan ucapan ini dan berkata "Dusta engkau! Engkau adalah seorang munafiq! Sungguh aku akan melaporkan hal ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.“

Kemudian ia pergi untuk menyampaikan apa yang diucapkan kaum tersebut kepada Rasulullah saw. dan dia mendapati wahyu telah turun mendahuluinya. Maka datanglah mereka (kaum yang mengolok-olok) kepada Rasulullah untuk meminta maaf tatkala mereka mengetahui bahwa Rasulullah saw. telah mengetahui apa yang terjadi pada majelis mereka.

Dan berdirilah salah satu dari mereka bergantungan di tali pelana unta Rasulullah dalam keadaan beliau mengendarainya, dan kaki orang itu tersandung batu. Orang tersebut berkata: “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami hanya berbincang-bincang tentang cerita perjalanan,untuk menghilangkan kepenatan safar, Tidak ada maksud dari kami untuk mengolok-olok, kami sekedar bersenda gurau,” Dan Rasulullah tidak menoleh sedikitpun kepadanya, maka Allah Ta'ala menjawabnya dengan menurunkan :

"Seandainya engkau tanyai mereka tentu mereka akan mengatakan , hanyasannya kami hanya bergurau dan bermain-main ".(QS. At Taubah : 65).

Itulah tamparan bagi kaum munafik atas ejekannya.

Keadaan lebih parah dialami oleh kaum Yahudi. Kaum Yahudi Bani Qunaiqa' sampai harus mengalami pengusiran karena provokasi dan tindakan lancangnya kepada umat muslim.

Ibnu Hisyam meriwayatkan dari Abdullah bin Ja’far bahwa seorang perempuan Arab datang membawa perhiasannya ke pasar Yahudi Bani Qainuqa. Ia mendatangi tukang sepuh (Yahudi) untuk menyepuh perhiasannya. Sambil menunggu tukang sepuh menyelesaikan pekerjaannya, ia pun duduk. Tiba-tiba datang sekelompok pemuda Yahudi ke dekatnya seraya memintanya untuk membuka penutup wajahnya. Tentu saja perempuan itu menolak.

Namun tanpa diketahuinya, si tukang sepuh itu kemudian secara diam-diam menyangkutkan ujung pakaian yang menutupi tubuh perempuan itu ke bagian punggungnya. Akibatnya, tatkala ia berdiri, tersingkaplah aurat bagian belakangnya. Orang-orang Yahudi itu pun tertawa terbahak-bahak. Secara spontan perempuan tersebut kemudian menjerit meminta tolong. Mendengar jeritan itu, salah seorang Muslim yang ada di pasar tersebut segera menyerang tukang sepuh itu dan membunuhnya. Namun orang-orang Yahudi tadi berbalik membunuh pemuda Muslim tadi.

Rasulullahpun segera memerintahkan para sahabat untuk mengepung perkampungan bani Qainuqa. Saat itu hari sabtu pada pertengahan Syawal 2H. Pengepungan berjalan selama lima belas hari hingga muncul hilal bulam Dzul-Qa'dah. Karena ketakutan, orang-orang Yahudi tersebut akhirnya menyerah. Mereka pasrah terhadap hukuman yang bakal diputuskan Rasulullah. Dalam keadaan itulah tiba-tiba datang Abdullah bin Ubay seraya berkata:

“Hai Muhammad, perlakukanlah para sahabatku itu dengan baik.“

Melihat Rasulullah tidak mengacuhkannya, pemuka Madinah inipun mengulang lagi perkataannya beberapa kali hingga akhirnya dengan wajah merah menahan kemarahan, Rasulullahpun menjawab ketus: “Celaka engkau, tinggalkan aku!“.

Namun Abdullah bin Ubay tetap bersikeras : “Tidak, demi Allah, aku tidak akan melepaskan anda sebelum anda mau memperlakukan para sahabatku itu dengan baik. Empat ratus orang tanpa perisai dan tiga ratus orang bersenjata lengkap telah membelaku terhadap semua musuhku itu, apakah hendak anda habisi nyawanya dalam waktu sehari? Demi Allah, aku betul-betul mengkhawatirkan terjadinya bencana itu!“.

Mendengar itu Rasulullah akhirnya berkata: “Mereka itu kuserahkan padamu dengan syarat mereka harus keluar meninggalkan Madinah dan tidak boleh hidup berdekatan dengan kota ini!”.

Maka pergilah orang-orang Yahudi Banu Qainuqa‘ meninggalkan Madinah menuju sebuah pedusunan bernama ‘Adzara‘at di daerah Syam. Namun belum berapa lama orang-orang ini menetap disana, terdengar kabar bahwa sebagian besar dari mereka mati ditimpa bencana.

Selain provokasi Bani Qunaiqa', juga ada provokasi dari Bani Nadhir yang hendak membunuh Rasulullah saat Rasulullah dan para sahabat duduk di pinggir tembok salah satu rumah di perkampungan Bani Nadhir. Mereka berniat menimpakan batu penggiling dari atas rumah kepada Rasulullah. Tapi Jibril memberitahu Rasulullah sehingga beliau saw. terselamatkan dari bencana. Provokasi ini berujung pada pengusiran dan kisah ini dicatat di dalam Al-Qur'an surat Al-Hasyr.

Provokasi dan cemoohan zaman sekarang tak kalah sadis. Dari penghinaan oleh Salman Rusydi sampai karikatur Nabi. Di dalam negeri, olok-olok kepada Nabi dicover dengan klaim intelektual. Seorang intelektual palsu pernah membuat tulisan yang mengajak umat Islam agar mengkritisi Rasulullah. Cemoohan yang lebih dahsyat saat seseorang berani mengatakan Al-Qur'an itu kitab porno.

Masih ingatkah kita dengan kelakuan sekelompok orang yang menyebut diri sebagai AKKBB pada tanggal 1 Juni 2008, yang mengubah rute demonstrasinya ke arah Monas karena ada kelompok masa dari FPI yang berunjuk rasa menolak Ahmadiyah di tempat yang sama? Itu lah provokasi, watak yang diwariskan oleh Yahudi dan Munafiqun.

Umat Islam sekarang tak punya kekuatan untuk memberi pelajaran pada kaum yang suka mengolok-olok dan memprovokasi. Tapi kekuatan itu akan dibangkitkan oleh "generasi pengganti" yang tak takut oleh celaan orang yang suka mencela (lihat QS Almaidah 54). Pastikan bahwa kita termasuk bagian dari generasi pengganti!!

Munculnya Kaum Munafik dan Yahudi

Dalam masyarakat Madani yang baru, setelah datangnya kaum Muslimin muncul Kemunafikan (Menampakan kebaikan dan menyembunyikan kejelekan) yang artinya adalah berpura-pura masuk Islam sedangkan hatinya menyimpan kekufuran.
Adanya gejala ini menunjukan bahwa kaum muslimin telah mempunyai kekuatan yang diperhitungkan bahwa kaum muslimin telah mempunyai kekuatan yang ditakuti. Karena suatu masyarakat lemah tak perlu ada kemunafikan. Banyak ayat yang menjelaskan tentang orang-orang munfik dan kita perhatikan bahwa karekteristik orang-orang munafik itu banyak dijelskan dalam surat-surat madaniyah. Karena dalam fase dakwah di Mekkah tidak ada kemunafikan. Bahkan sebaliknya, yang justru orang menyembunyikan ke-Islamannya dan berpura-pura kafir.
Juga kemunafikan tidak ada di Madinah diawal Jijrah, tetapi setelah persenjataan kaum muslimin menguat sepulang dari perang Badar. Mulailah muncul gejala kemunafikan, Sekelompok orang masuk Islam, sedangkan hatinya masih memendam kekafiran. Mereka kebanyakan berasal dari penduduk Madina dan sekitarnya dari suku badui, dan tidak satupun yang berasal dari kaum muhajirin,. karena tidak ada seorangpun yang berhijrah dengan terpakasa. Malah mereka berhijrah meninggalkan harta, anak dan kampung halaman, demi mengharap akhirat di sisi Allah Azza Wa Jalla.
Kaum munafik ada yang berasala dar suku Aus dan Khzraj, dan juga ada yang berasal dari kabilah-kabilah Yahudi dan lainn-lain. Salah satunya adalah Abdullah bin Ubay bin Salul yaitu dedengkotnya kaum munafik, mereka loyal terhadapnya, dan sebab kedengkiannya kepada umat Islam dan kebenciannya terhadap Rasulullah ShallalNabi Shallallahu‘alaihi wa sallam ke Madinah.
Abdullah bin Ubay inilah yang mempelopori lahirnya berita bohong tentang `Aisyah Radhiyallahu`anha. Ia yang mengungkit-ungkit berita dan menyebarkannya sehingga dipercayai oleh sebagian kaum muslimin. Sisebutakan dalam firman Allah:
Dan yang bagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya Azab yang besar” QS. An-Nurr : 11
 Pengusiran Bangsa Yahudi dari Madinah
Kedengkian orang-orang Yahudi terhadap kaum Muslimin setelah kemenangan mereka dalam perang badar semakin menjadi. Dan mereka mulai membuat makar terhadap kaum muslimin, diantaranya pimpinan bani Nadhir yaitu Salam bin Misykam membantu Abu Sufyan menyusup ke Madinah bersama 200 pasukan. Ia mengutus intel untuk memata-matai kaum muslimin dan Abu Sufyan bermalam di rumahnya. Kemudian Abu Sufyan dengan tentaranya keluar dan bergerak, menyerang sebuah kebun dan mereka mendapati dua orang Anshar di kebun tesebut, lalu mereka membunuhnya, dan menyulut api di di perkebunan tesebut lalu melarikan diri. Ketika berita tersebut sampai kepada Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam, beliau mengutus pasukan untuk mengejar mereka. Abu Sufyan dan pasukannya memacu kendaraan dengan harus membuang perbekalan dan barang bawaan mereka, sehingga mereka berhasil menyelamatkan diri. Pasukan kaum muslimin terus mengejarnya, tetapi tidak berhasil mendapatkannya. Peristiwa ini dinamakan dengan peran “As-Suwaiq”. Sekalipun tindakan Salam bin Misykam itu sangat keji, namun Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam tidak menghukumnya saat itu, dan tidak menyebut bani Nadhir, karena suku Yahudi yang lain yaitu: Bani Qainyqa turut campur dalam masalah ini.
 Pengusiran BANI QAINUQA
Bani Qainuqa adalah Yahudi yang paling kuat dan kaya, karena itu Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam  lebih mendahulukan perhitungan dengan mereka. Beliau pergi ke pasar mereka dan mengumpulkan mereka serta menawarkan Islam kepada mereka. mereka menolak tawaran tersebut dengan cara yang keji, bahkan mereka berkata:
Jangan engkau besar kepala dengan mengalahkan bangsa yang tidak mengerti berperang(maksudnya Kabilah Quraisy dalam perang badr), demi Allah! Andai engkau mencoba kekuatan kami, niscaya engkau akan mengetahui bahwa kami adalah manusia sejati.”
Kemudian Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam meninggalkan mereka dengan rasa gemuruh dipancing amarahnya. Setelah itu terjadi suatu peristiwa, dimana seorang wanita muslimah datang ke pasar mereka, lalu mereka mengikat ujung pakaian wanita tersebu, sehingga tersingkaplah auratnya, lalu berteriak minta tolong kepada kaum muslimin. Lalu salah satu orang muslimin lompat dan membunuh orang yang melakukan hal tersebut. Orang-orang Yahudi berkumpul dan membunuh orang muslimin tersebut. Kemudian Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam mengepung perkampungan mereka selam 15 hari (dimulai dari hari Sabtu pertenganhan syawal, tahun kedua hijriah setelah pernag badr), hingga mereka menyerah. Mereka berjumlah 700 pasukan. Lalu Rasululllah Shallallahu‘alaihi wa sallam ingin menghabisi mereka, tetapi sekutu mereka Abdullah bin Ubay bin Salul memohon agar mereka tidak dibunuh dan memelas kepada Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam agar merka diampuni. Kemudian Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam mengusir mereka dari Madinah. Mereka menuju ke pinggir Syam, dengan ini Madinah bersih dari Kabilah Yahudi Pertama.
BANI NADHIR
Sebelumnya ada perjanjian antara kaum Muslimin dan kaum Yahudi, diantara isinya:
Bangsa Yahudi wajib membantu kaum Muslimin, jika mereka meminta bantuan, dan wajib mengeluarkan bantuan andai mereka meminta bantuan
Suatu ketika Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam datang kepada Bani Nadhir meminta mereka agar membayar diyyat yang ditanggung kaum kaum muslimin, karena memang diantara isi piagam perjanjian tersebut tertera hal demikian. Namun mereka justru mengutur pecobaan pembunuhan terhadap Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam dengan melempar batu besar dari atap rumah tempat Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam berteduh. Lalu datanglah wahyu memberitahukan kepada beliau, maka beliau segera berdiri dan pergi, lalu memerintahkan kaum Muslimin untuk menyerbu mereka. Mereka (Bani Nadhir) bertahan dalam benteng dan kaum Muslimin mengepung mereka, dan membakar sebagian kebun mereka. Lalu datanglah Abdullah bin Ubay bin Salul meminta kepada Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam agar mereka dilepaskan karena mereka adalah bekas sekutunya, maka Rasululla Shallallahu‘alaihi wa sallam mengizinkan mereka keluar dengan membawa harta sekuat yang diangkut oleh unta-unta mereka, kecuali senjata. Mereka pergi menuju Syam. Dan terbebaslah Madinah dari Kabilah yang kedua, peperangan ini terjadi pada bulan Rabi`ul Awal tahun ke empat Hijriah.
BANI QURAIZHAH
Sebagian Bani Nadhir yang diusir Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam dari Madinah pergi ke Bangsa Quraisy dengan tujuan menghasut mereka untuk memerangi Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam, dan Quraisypun menyambut hasutan tersebut, lalu mereka pergi ke Bangsa Ghathafan mengajak mereka berperang dan merekapun menyanggupinya, maka Quraisy dan Gathafan bergabung dengan kekuatan 10.000 tentara.
Tatkala Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam mendengar gerak mereka, beliau memerintahkan ppara sahabatnya membuat parit di sekeliling jalan masuk kota Madinah. Huyay bin Akhtab berangkat menuju bani Quraizah menghasut mereka untuk berperang dan membatalkan perjanjian dengan Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam, dipihak lain orang-orang kafir telah mengepung kota Madinah.
Kemudian Allah Azza Wa Jalla membuat urusan sebagaimana yang Dia kehendaki dengan menetaskan perpecahan di dalam tubuh pasukan kafir. Kemudian Dia mengirim angin topan nan kencang yang mengguncang kaum kafir. Yang membuat mereka ketakutan dan tenda mereka terbang terbawa angin, kemudian mereka berangkat meninggalkan tempat tersebut.
Setelah Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam kembali dari Perang Kahndaq, beliau menyerbu bani Quraizah dan mengepung selam 25 hari, lalu mereka menyerah dan menerima hukuman yang dijatuhkan oleh Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam. lalu Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam memerintahkan Sa`ad bin Mu`az Radiyallahu`anhu untuk menentukan hukuman bagi mereka berdasarkan permintaan mereka. Ia menjatuhkan hukuman dengan membunuh laki-laki dan menawan anak-anak, maka seluruh laki-laki dipenggal lehernya, anak-anak, wanita seta harta mereka dibagikan kepada kaum Muslimin. Dan terbebaslah Madinah dari Kabilah Yahudi yang lainnya, peperangan ini terjadi pada bulan Dzul Qa`dah tahun kelima hijriyah.

Permusuhan Yahudi Terhadap Islam Dalam Sejarah

Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak usaha menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar perebutan tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama yang mulia ini.

Padahal pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan eksistensi, bukan persengkataan perbatasan. Musuh-musuh islam dan para pengikutnya yang bodoh terus berupaya membentuk opini bahwa hakekat pertarungan dengan Yahudi adalah sebatas pertarungan memperebutkan wilayah, persoalan pengungsi dan persoalan air. Dan bahwa persengketaan ini bisa berakhir dengan (diciptakannya suasana) hidup berdampingan secara damai, saling tukar pengungsi, perbaikan tingkat hidup masing-masing, penempatan wilayah tinggal mereka secara terpisah-pisah dan mendirikan sebuah Negara sekuler kecil yang lemah dibawah tekanan ujung-ujung tombak zionisme, yang kesemua itu (justeru) menjadi pagar-pagar pengaman bagi Negara zionis. Mereka semua tidak mengerti bahwa pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan lama semenjak berdirinya Negara islam diMadinah dibawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta yaitu Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam
Demikianlah permusuhan dan usaha mereka merusak Islam sejak berdirinya Negara islam bahkan sejak Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hijrah ke Madinah sampai saat ini dan akan berlanjut terus. Walaupun tidak tertutup kemungkinan mereka punya usaha dan upaya memberantas islam sejak kelahiran beliau n . hal ini dapat dilihat dalam pernyataan pendeta Buhairoh terhadap Abu Thalib dalam perjalanan dagang bersama beliau diwaktu kecil. Allah Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan Yahudi dalam firmanNya:
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (Qs. 5:82)
Melihat demikian panjangnya sejarah dan banyaknya bentuk permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka kami ringkas dalam 3 marhalah;
Marhalah pertama:
Upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa awal perkembangan dakwah islam dan cara mereka dalam hal ini.

Diantara upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa-masa awal perkembangannya adalah:
  1. Pemboikotan (embargo) Ekonomi: Kaum muslimin ketika awal perkembangan islam di Madinah sangat lemah perekonomiannya. Kaum muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta mereka dan kaum Anshor yang menolong mereka pun bukanlah pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka dan melakukan embargo ekonomi. Para pemimpin Yahudi enggan membantu perekonomian kaum muslimin dan ini terjadi ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para pemimpin Yahudi untuk meminjam dari mereka harta yang digunakan untuk membantu urusan beliau dan berwasiat untuk tidak berkata kasar dan tidak menyakiti mereka bila mereka tidak memberinya. Ketika Abu Bakar masuk Bait Al Midras (tempat ibadah mereka) mendapati mereka sedang berkumpul dipimpin oleh Fanhaash –tokoh besar bani Qainuqa’- yang merupakan salah satu ulama besar mereka didampingi seorang pendeta yahudi bernama Asy-ya’. Setelah Abu Bakar menyampaikan apa yang dibawanya dan memberikan surat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kepadanya. Maka ia membaca sampai habis dan berkata: Robb kalian butuh kami bantu! Tidak hanya sampai disini saja, bahkan merekapun enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual beli dan amanah kepada kaum muslimin. Berdalih bahwa hutang, jual beli dan amanah tersebut adanya sebelum islam dan masuknya mereka dalam islam menghapus itu semua. Oleh karena itu Allah berfirman:Di antara Ahli Kitab ada orang yang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaranmereka mengatakan:”Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (Qs. 3:75)
  2. Membangkitkan fitnah dan kebencian: Yahudi dalam upaya menghalangi dakwah islam menggunakan upaya menciptakan fitnah dan kebencian antar sesama kaum muslimin yang pernah ada di hati penduduk Madinah dari Aus dan Khodzraj pada masa jahiliyah. Sebagian orang yang baru masuk islam menerima ajakan Yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam . diantaranya adalah kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Siroh Ibnu Hisyam (2/588) ringkas kisahnya: Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis bareng dengan kaum Anshor, kemudian mengingatkan mereka tentang kejadian perang Bu’ats hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata-senjata masing-masing. Lalu hal ini sampai pada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. maka beliau shallallahu ’alaihi wa sallam segera berangkat bersama para sahabat muhajirin menemui mereka dan bersabda:يَا مَعْشَر المُسْلِمِيْنَ اللهَ اللهَ أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَ أَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ بَعْدَ أَنْ هَدَاكُمُ اللهُ لِلإِسْلاَمِ وَ أَكْرَمَكُمْ بِهِ وَ قَطَعَ بِهِ أَمْرَ الْجَاهِلِيَّةِ وَاسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ الْكُفْرِ وَ أَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ “Wahai kaum muslimin alangkah keterlaluannya kalian, apakah (kalian mengangkat) dakwah jahiliyah padahal aku ada diantara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan muliakan kalian, memutus perkara Jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam serta menyatukan hati-hati kalian.” Lalu mereka sadar ini adalah godaan syetan dan tipu daya musuh mereka, sehingga mereka mengangis dan saling rangkul antara Aus dan Khodzroj. Lalu mereka pergi bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dengan patuh dan taat yang penuh. Lalu Allah turunkan firmanNya: Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan.” Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (Qs. 3:99)
  3. Menyebarkan keraguan pada diri kaum muslimin: Orang Yahudi berusaha memasukkan keraguan di hati kaum muslimin yang masih lemah imannya dengan melontarkan syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap islam. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya: Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). (Qs. 3:72). Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan pernyataan: Ini adalah tipu daya yang mereka inginkan untuk merancukan perkara agama islam kepada orang-orang yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan di pagi hari (permulaan siang) dan sholat subuh bersama kaum muslimin. Lalu ketika diakhir siang hari (sore hari) mereka murtad dari agama Islam agar orang-orang bodoh menyatakan bahwa mereka keluat tidak lain karena adanya kekurangan dan aib dalam agama kaum muslimin.
  4. Memata-matai kaum Muslimin: Ibnu Hisyam menjelaskan adanya sejumlah orang Yahudi yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum muslimin dan menukilkan berita Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan yang ingin beliau lakukan kepada orang Yahudi dan kaum musyrikin, diantaranya: Sa’ad bin Hanief, Zaid bin Al Lishthi, Nu’maan bin Aufa bin Amru dan Utsmaan bin Aufa serta Rafi’ bin Huraimila’. Untuk menghancurkan tipu daya ini Allah berfirman:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:”Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):”Marilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (Qs. 3:118-119)
  5. Usaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam: Orang Yahudi tidak pernah henti berusaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, diantaranya adalah kisah yang disampaikan Ibnu Ishaaq bahwa beliau berkata: Ka’ab bin Asad, Ibnu Shaluba, Abdullah bin Shurie dan Syaas bin Qais saling berembuk dan menghasilkan keputusan berangkat menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam untuk memfitnah agama beliau. Lalu mereka menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Muhammad engkau telah tahu kami adalah ulama dan tokoh terhormat serta pemimpin besar Yahudi, Apabila kami mengikutimu maka seluruh Yahudi akan ikut dan tidak akan menyelisihi kami. Sungguh antara kami dan sebagian kaum kami terjadi persengketaan. Apakah boleh kami berhukum kepadamu lalu engkau adili dengan memenangkan kami atas mereka? Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam enggan menerimanya. Lalu turunlah firman Allah: Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati. hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (Qs. 5:49)
Semua usaha mereka ini gagal total dihadapan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan Allah membalas makar mereka ini dengan menimpakan kepada mereka kerendahan dan kehinaan.
Marhalah kedua:
Masa perang senjata antara Yahudi dan Muslimin di zaman Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam.
Orang Yahudi tidak cukup hanya membuat keonaran dan fitnah kepada kaum muslimin semata bahkan merekapun menampakkan diri bergabung dengan kaum musyrikin dengan menyatakan permusuhan yang terang-terangan terhadap islam dan kaum muslimin. Namun Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tetap menunggu sampai mereka melanggar dan membatalkan perjanjian yang pernah dibuat diMadinah. Ketika mereka melanggar perjanjian tersebut barulah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan tindakan militer untuk menghadapi mereka dan mengambil beberapa keputusan untuk memberikan pelajaran kepada mereka. Diantara keputusan penting tersebut adalah:
  1. Pengusiran Bani Qainuqa’
  2. Pengusiran bani Al Nadhir
  3. Perang Bani Quraidzoh
  4. Penaklukan kota Khaibar
Setelah terjadinya hal tersebut maka orang Yahudi terusir dari jazirah Arab.
Marhalah ketiga:
Tipu daya dan makar mereka terhadap islam setelah wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.

Orang Yahudi memandang tidak mungkin melawan Islam dan kaum muslimin selama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam masih hidup. Ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam wafat, orang Yahudi melihat adanya kesempatan untuk membuat makar kembali terhadap Islam dan muslimin. Mereka mulai merencanakan dan menjalankan tipu daya mereka untuk memalingkan kaum muslimin dari agamanya. Namun tentunya mereka lakukan dengan lebih baik dan teliti dibanding sebelumnya. Sebagian target mereka telah terwujud dengan beberapa sebab diantaranya:
  1. Kaum muslimin kehilangan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
  2. Orang Yahudi dapat mengambil pelajaran dan pengalaman dari usaha-usaha mereka terdahulu sehingga dapat menambah hebat makar dan tipu daya mereka.
  3. Masuknya sebagian orang Yahudi ke dalam Islam dengan tujuan memata-matai kaum muslimin dan merusak mereka dari dalam tubuh kaum muslimin.
Memang berbicara tentang tipu daya dan makar Yahudi kepada kaum Muslimin sejak wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hingga kini membutuhkan pembahasan yang panjang sekali. Namun rasanya cukup memberikan 3 contoh kejadian besar dalam sejarah Islam untuk mengungkapkan permasalahan ini. Yaitu:
  1. Fitnah pembunuhan khalifah UtsmanIni adalah awal keberhasilan Yahudi dalam menyusup dan merusak Islam dan kaum muslimin. Tokoh yahudi yang bertanggung jawab terjadinya peristiwa ini adalah Abdullah bin Saba’ yang dikenal dengan Ibnu Sauda’. Kisahnya cukup masyhur dan ditulis dalam kitab-kitab sejarah Islam.
  2. Fitnah Maimun Al Qadaah dan perkembangan sekte Bathiniyah. Keberhasilan Abdullah bin Saba’ membuat fitnah di kalangan kaum Muslimin dan mengajarkan saba’isme membuat orang Yahudi semakin berani. Sehingga belum habis fitnah Sabaiyah mereka sudah memunculkan tipu daya baru yang dipimpin seorang Yahudi bernama Maimun bin Dieshaan Al Qadaah dengan membuat sekte Batiniyah di Kufah tahun 276 H. Imam Al Baghdadi menceritakan: Diatara orang yang membangun sekte Bathiniyah adalah Maimun bin Dieshaan yang dikenal dengan Al Qadaah seorang maula bagi Ja’far bin Muhammad Al Shodiq yang berasal dari daerah Al Ahwaaz dan Muhammad bin Al Husein yang dikenal dengan Dandaan. Mereka berkumpul bersama Maimun Al Qadah di penjara Iraaq lalu membangun sekte Bathiniyah.Tipu daya Yahudi ini terus berjalan dalam bentuk yang beraneka ragam sehingga sekte ini berkembang menjadi banyak sekali sektenya dalam kaum muslimin, sampai-sampai menghalalkan pernikahan sesama mahrom dan hilangnya kewajiban syariat pada seseorang.
  3. Penghancuran kekhilafahan Turki Utsmani ditangan gerakan Masoniyah dan akibat yang ditimbulkan berupa perpecahan kaum muslimin.Orang Yahudi mengetahui sumber kekuatan kaum muslimin adaalh bersatunya mereka dibawah satu kepemimpinan dalam naungan kekhilafahan Islamiyah. Oleh karena mereka segera berusaha keras meruntuhkan kekhilafahan yang ada sejak zaman Khulafa’ Rasyidin sampai berhasil menghapus dan meruntuhkan negara Turki Utsmaniyah. Orang Yahudi memulai konspirasinya dalam meruntuhkan Negara Turki Utsmaniyah pada masa sultan Murad kedua (tahun 834-855H) dan setelah beliau pada masa sultan Muhammad Al Faatih (tahun 855-886H) yang meningal diracun oleh Thobib beliau seorang Yahudi bernama Ya’qub Basya. Demikian juga berhasil membunuh Sultan Sulaiman Al Qanuni (tahun 926-974H) dan para cucunya yang diatur oleh seorang Yahudi bernama Nurbaanu. Konspirasi Yahudi ini terus berlangsung di masa kekhilafahan Utsmaniyah lebih dari 400 tahunan hingga runtuhnya di tangan Mushthofa Ataturk.
Orang Yahudi dalam menjalankan rencana tipu daya mereka menggunakan kekuatan berikut ini:
  1. Yahudi Al Dunamah. Diantara tokohnya adalah Madhaat Basya dan Mushthofa Kamal Ataturk yang memiliki peran besar dan penting dalam penghancuran kekhilafahan Utsmaniyah.
  2. Salibis Eropa yang sangat membenci islam dan kaum muslimin dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan beberapa Negara eropa yaitu Bulgaria, Rumania, Namsa, Prancis, Rusia, Yunani dan Italia.
  3. Organisasi bawah tanah/rahasia, khususnya Masoniyah yang terus berusaha merealisasikan tujuan dan target Zionis.
Usaha-usaha Musthofa Kamal Basya Ataturk dalam menghancurkan kekhilafahan setelah berhasil menyingkirkan sultan Abdulhamid kedua adalah:
  1. Pada awal November 1922 M ia menghapus kesultanan dan membiarkan kekhilafahan
  2. Pada tanggal 18 November 1922M ia mencopot Wahieduddin Muhammad keenam dari kekhilafahan.
  3. Pada Agustus 1923 M ia mendirikan Hizb Al Sya’b Al Jumhuriah (Partai Rakyat Republik) dengan tokoh-tokoh pentingnya kebanyakan dari Yahudi Al Dunamah dan Masoniyah.
  4. Pada tanggal 20 oktober 1923 M Republik Turki diresmikan dan Al Jum’iyah Al Wathoniyah (Organisasi nasional) memilih Musthofa Kamal sebagai presiden Turki.
  5. Pada tanggal 2 Maret 1924 M Kekhilafahan dihapus total.
Demikianlah sempurna sudah keinginan orang-orang Yahudi untuk menjadikan kekhilafahan sebagai Negara sekuler yang dipimpin seorang Yahudi yang berkedok muslim.
Mudah-mudahan ringkas sejarah permusuhan Yahudi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi pelajaran bagi kaum muslimin.